Minggu, 30 Oktober 2011

perjalanan satu malam..

Ini merupakan cerpen pengalaman pribadi saya yang telah saya tulis beberapa bulan yang lalu.
ceritanya cukup menyeramkan..sampai" saya merinding saat  menulis dan membacanya ulang..
selamat membaca ya..!!


“Bangun nak! Udah pagi !” “Bentar ma, masih ngantuk nih .”
“Ntar telat hlo !Katanya mau study tour?”
Mendengar kata “study tour”dari mamaku, aku segera bangun dan bersiap-siap untuk mandi.Pagi hari yang kutunggu-tunggu akhirnya tiba. Yang menarik bagiku adalah kita study tour ke pulau Bali.Pulau yang memiliki berjuta keindahan alam yang membuat para turis jatuh cinta kepadanya.
Sebelum berangkat kita berkumpul di sekolah kita tercinta. Kita melakukan perjalanan dengan menggunakan bus.
“Sebelum kita melakukan perjalanan marilah kita menundukkan kepala sejenak untuk berdo’a kepada Tuhan,agar kita diberikan keselamatan”
Itulah kalimat yang diucapkan oleh Pak Hasan saat memimpin do’a yang kemudian kita ikuti dengan menundukkan kepala dan membaca do’a.
Terlihat keceriaan di wajah peserta study tour,begitu juga denganku.Kali ini aku satu bus dengan sahabat-sahabatku,diantaranya Anis,Siwi,dan Lida. Aku satu jok dengan Lida.
            “Wahh. . .kita bakalan memulai petualangan nih.” Ucap Siwi kepada kita.
“Petualangan apa maksud lu?”sahut Lida dengan penuh penasaran.
“Nggak usah aneh-aneh deh! Ini tu Bali cuiy! Beda ama tempat-tempat lainya” sahutku mengingatkan.
“Ya tapi sayangkan kalau  kita udah jauh-jauh ke Bali tapi nggak mencari sesuatu yang berbeda!” sahut siwi dengan penuh semangat”
“Terserah deh !” sahutku dengan agak ketus.
***
            “Made Bali Hotel ! “Tempat pertama yang kami tuju setelah tiba di Bali adalah Hotel Made Bali.“Akhirnya. . .kita sampai juga..”teriakku lega.Setelah tiba, kami langsung bergegas mencari kamar kami.
            “Cepetan gih, sapa yang mau mandi duluan!”tawar Lida kepada kami sambil merebahkan badannya ke tempat tidur dan ia terlihat sangat kelelahan.“Gue aja, udah nggak tahan nih, badanku rasanya lengket !” sahutku yang memang udah kepingin mandi.Segera aku mencari handuk dan peralatan mandi lainya yang kubutuhkan,dan dengan segera aku masuk ke kamar mandi.
            Setelah selesai mandi, kita segera makan malam.Tapi,menu makan malam kali ini kurang begitu menggugah selera kita.“Ah. . gue langsung tidur aja deh..! Dah ngantuk nih, lagian gue lagi nggak nafsu makan!”ucap Siwi yang terlihat tak berselera saat melihat menu makanan.
“Ya udah deh, lu duluan aja. . .gue dah keburu laper nih !” jawabku yang kepingin segera mengisi perut gara-gara kelaparan, meskipun sebenarnya aku sendiri kurang suka dengan menu makan kali ini.
***
            Waktu menunjukkan pukul 20:30 WITA. Suasana hotel berubah menjadi sepi. Semua penghuni hotel sudah bersiap-siap untuk tidur.Begitu juga denganku, tapi berbeda dengan teman-temanku, mereka sudah tidur duluan. Kututup jendela kamar, kemudian aku menguncinya dan juga mengunci pintu kamar. Suasana sepi begiu terasa, tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang berbeda.
Telinga kananku terasa panas, seperti ada seseorang yang sedang bernafas di telingaku.Tapi semua itu tak ku hiraukan, segera aku merebahkan badanku di tempat tidur,meskipun dalam hatiku aku merasakan takut.
***
            “Tok..tok ..tok. . . . !” berkali-kali aku mendengar suara ketukan pintu.Suara itu membuatku terbangun.Kulihat jam dinding kamar yang menunjukkan pukul 23:47.Kubangunkan teman-temanku karena aku tak berani membuka pintu sendirian.
“Eh. . .bangun Li. . ! ada yang mengetuk pintu nih . .!”usahaku untuk membangunkan Lida yang terlihat tidur sangat nyenyak.
“Ada apa sih? Masih malem ni ?”
“Bangun donk, ada yang ngetuk pintu nih !”
Akhirnya Lidapun mau membuka matanya, kemudian ia membangunkan Siwi dan Anis.Mereka berduapun ikut bangun.
“Tok..tok..to….k..!”
Suara itupun terdengar kembali.Kita berempat saling berpandangan,Anis segera berjalan menuju pintu yang kemudian disusul oleh Lida,Siwi,dan aku.Dengan perlahan Anis memegang ganggang pintu dan kemudian membukanya.Kami berempat sangat terkejut dan keheranan karena ketika Anis membuaka pintu, tak ada seorangpun yang terlihat.
“Ah… orang iseng kalii !”pendapat Siwi dengan nada agak kesal.
“May be..!”sahut Lida dengan penuh kecuekan.
“Ya udah deh, … kita balik tidur aja yuk. . .!”ajak Anis yang kelihatan masih sangat mengantuk,dan kemudian beranjak pergi ke bed-nya.Aku dan Lida pun segera pergi ke tempat tidur.Namun, berbeda dengan Siwi, dia malah sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya.Tapi tampaknya dia tidak menemukan apa yang ia cari.
            “Arkhhh. . .!sial cemilan gue habis. .!padahalkan perut gue keroncongan..!”Teriak Siwi yang terlihat sangat kesal. “Salah sendiri, kenapa tadi nggak ikut makan malam ?”sahutku mengingatkan Siwi  yang tadi dia nggak berselera makan.
            “Anterin gue cari makanan dong..!please…!” pinta Siwi dengan wajah memelas.”Ampuun gila lu, malam-malam begini mana ada toko yang buka ?”sahut Lida.
“Mungkin sih ada, sebab disinikan daerah pariwisata, lagian dekat dengan hotel !”pendapat Anis dengan wajah meyakinkan. “Ya udah deh, ayo..!” sahutku menyenangkan hati Siwi.
***
            Kita berempat akhirnya bersiap-siap untuk pergi mencari makanan. Kita akan membeli makanan ditoko seberang hotel.
            Dari kejauhan sudah tampak toko kecil yang masih buka di tengah malam.Toko tersebut memang sangat dekat dengan hotel kita, mungkin hanya berjarak beberapa meter.Namun untuk melaluinya kita harus menyeberang jalan yang lumayan ramai di siang hari.
            “Tu kan! Ada toko yang masih buka , lu sih nggak percaya!”ucap Siwi yang sepertinya udah nggak sabar untuk membeli makanan dan kemudian menyantapnya.Dalam perjalan menuju toko tersebut kita sangat asyik ngobrol dan bercanda.
            Entah apa yang kita obrolkan saat itu, yang jelas kita sangat menikmati obrolan.Tak terasa kita sudah banyak melangkah, tapi entah apa yang terjadi, kita tak jua sampai ke toko yang kita tuju.Padahal bila difikirkan toko tersebut sangat dekat dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari sepuluh menit.
            “Hlo kok rasanya kita jalan dari tadi, tapi kok nggak sampai-sampai ya?”Tanya Lida kepada kami. Saat itu tak ada satupun dari kami bertiga yang menjawab pertanyaan Lida.Tapi dalam hatiku aku juga merasakan hal yang sama.
Entah apa yang kita pikirkan, tiba-tiba kami berempat saling berhadapan secara serentak,kemudian kami menoleh ke belakang.Kami benar-benar terkejut saat hotel yang ada dibelakang kami sudah tak terlihat.Kami merasa takut yang sangat luar biasa.
            Tanpa berpikir panjang kitakembali menghadap kedepan dengan tujuan toko kecil tadi.Tapi hal yang sama terjadi, toko tersebut tiba-tiba hilang entah kemana.“Gue takut. . . !”kata Siwi dengan wajah sangat pucat. “Tenang . . .gue juga takut, tapi kita nggak boleh panic, !”ucap Anis yang berusaha untuk menenangkan kami.
            Malam itu jalanan sangat sepi, tak ada satupun kendaraan yang lewat.Suasana menjadi lebih  menyeramkan karena jalanan begitu gelap.”Telfon!!!. . .coba deh,kamu telfon salah satu temen kita yang ada dihotel !”kata Anis menyuruhku. “Yach, tapi aku nggak bawa hp,tadi  kutinggal di kamar!”jawabku dengan nada kecewa.Kesialan malam itu bertambah karena tak ada satupun dari kami yang membawa handphone.Kami semua tambah panic.
***
            Kita terus berjalan mencari tempat yang lebih terang,barangkali ada orang yang bisa menolong kami,meskipun sebenarnya kami nggak tau harus kemana kita pergi.
            “Srrrkk, . .srrrkkk.srrkkk.” terdengar suara langkah kaki. Suara tersebut berasal dari arah belakang kami.
“Malam-malam begini mau kemana nak?”Tanya seorang nenek tua yang berjalan dibelakang kami.Kami perhatikan nenek tersebut dari atas sampai bawah.Penampilanya sangat menyeramkan,rambutnya berwarna putih  rata terurai hamper menutupi wajahnya, kulitnya keriput dan putih pucat,tatapan matanya tajam.
            “Malam-malam begini mau kemana nak?” Nenek itu mengulangi pertanyaannya.
“Kami tersesat nek! tujuan kami ke Hotel Made.”jawab Anis kepada nenek itu.
”Nenek tahu arah ke Hotel Made?”Tanya Lida menambahkan.
”Maaf nak,nenek tidak tahu tempat itu, mungkin kalian bisa mencarinya besok saat hari sudah terang, pasti banyak ojek atau kandaraan lainya yang bisa kalian naiki,untuk malam ini kaliam bisa beristirahat di tempat nenek .”jawab nenek itu yang kemudian ia menawarkan kepada kami untuk beristirahat dirumahnya.
            Akhirnya setelah berunding bersama, kita semua setuju untuk menerima tawaran nenek itu.Kamipun segera berjalan mengikuti nenek itu.
***
            Setelah kita berjalan lumayan lama, akhirnya kita sampai dirumah nenek itu.Suasana rumah itu sangat sepi,tempatnyapun kecil tapi disekitar rumah nenek itu tercium bau yang sangat wangi.Aromanya seperti bunga melati yang bercampur dengan bau dupa.
            “Silahkan masuk nak ! Maaf, rumah nenek memang kecil,”nenek itu mempersilahkan kami untuk segera masuk rumahnya.”Di sebelah kanan pintu masuk ada satu kamar kosong, tampaknya kamar itu cukup untuk kalian berempat !”ucap nenek itu mamberi tahu letak kamarnya.”Ya nek, terimakasih”jawab Lida dengan tersenyum.
            Kami segera masuk rumah nenek itu dan mencari kamar yang ditunjukkan.Setelah kamar yang kita cari ketemu kita segera memasukinya.Dikamar itu hanya terdapat satu bed yang kelihatanya cukup untuk kami berempat.Kami segera tidur meskipun masih merasa takut.
***
            Sinar matahari pagi menyorot mataku melalui lubang jendela yang lumayan besar.Akupun terbangun,tapi aku tak melihat teman-temanku ada didekatku.Akupun segera beranjak dari tempat tidur untuk mencari dimana teman-temanku.
            Kulihat lantai kamar itu terdapat becak darah segar.Akupun segera keluar dari kamar itu.”Nek, teman-teman mana ya?”tanyaku kepada nenek yang sedang sibuk mengolah makanan.”Mereka sedang  keluar untuk mencari air.”jawab nenek itu.
            Nenek itu menghampiriku,kemudian memegangi rambutku dan membelainya.”Rambutmu bagus nak.”Tanganya yang dingin kemudian memegang pundakku yang kemudian naik ke leherku.Dia memeggang leherku,tapi semakin lama pegangannya semakin kuat dan menguat.Aku berusaha untuk melepaskan tangannya dari leherku,tapi ia malah mencekikku dengan kuat.Sesak didadaku semakin terasa, aku semakin sulit untuk bernafas.Rasanya ingin sekali aku menjerit untuk minta tolong, tapi aku tak bisa.
            “Fer…Bangun. . .!!!!” Akupun terbangun dan kemudian terbatuk.Kulihat disekelilingku, Siwi dan Anis tampak tertidur pulas.Lida memandangku dan sepertinya ada yang ingin dia tanyakan. “Kamu mimpi buruk ya?” Aku hanya menjawabnya dengan anggukan.
            “Ya udah deh cepetan tidur lagi, besok kita check out hotel dan melanjutkan perjalanan ke  Bedugul.
Dalam hatiku berkata “untung. . ini semua hanya mimpi !!!!!!!!!. .”
SELESAI

1 komentar:

  1. tulis kan komentar tentang tulisanku ya!!
    maklum..baru belajar nulis..hhe:)

    ini ceritaku..apa ceritamu??

    BalasHapus